Thursday, May 01, 2008

HARDIKNAS


Bagaikan Sekolah Robot ....?!?!
(emangnya kita Robot?)


Tepat tanggal 2 Mei di peringati sebagai HARDIKNAS (Hari Pendidikan Nasional), namun hari pendidikan kali ini hampir berdekatan dengan UAN (Ujian Akhir Nasional) baik di tingkat SMA maupun SMP, hmmmm...ngomong-ngomong soal UAN neeh...ternyata untuk tahun ini pemerintah khususnya dinas pendidikan memberikan batas tuntas nilai rata-rata kelulusan lebih tinggi dari tahun kemarin, hmmm....ada apa sebenernya dunia pendidikan kita ?
Pembekalan yang diberikan kepada siswa-siswi dari mulai latihan ujian (Try Out) berkali-kali sampai pemadatan materi, bahkan sampai meng-karantina siswa-siswi di sekolah masing-masing....kok bisaa? Katanya biar anak-anak konsentrasi belajar seehh....padahal jaman sekolahku dulu gak ribet kayak gini lhooo....untung aja.
Memang tujuan pemerintah baik, cuman apakah dengan menaikkan nilai batas minimal rata-rata kelulusan itu termasuk solusi? gak juga, boleh-boleh aja membuat peraturan se-uenak wuedele tapi mbok yahoo dilihat dulu kemampuan dari siswa-siswi secara menyeluruh dari sabang sampai merauke, apakah fasilitas pendidikan yang ada sudah memadahi atau belom.
Bisa kita bayangkan jurang pemisah dunia pendidikan disekolah-skolah yang ada di kota-kota besar dengan sekolah-sekolah yang ada di pelosok-pelosok daerah apakah udah imbang? apakah udah setara? apakah fasilitas belajar mengajar udah sama-sama mencukupi? hmmm....jangan salahkan mereka jika para pendidik akhirnya melakukan kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan UAN, sapa sih yang pengen anaknya gak lulus? gak ada kaan? Tapi mau gimana lagi, takdir kita sebagai "wong cilik" gak boleh nge-bantah dan gak boleh protes ama "wong gede", setiap peraturan yang dibuat oleh pemerintah kita harus menuruti dan meng-amini.
Kita lihat saja tahun ajaran 2008/2009, apakah pemerintah akan bermain-main lagi dengan nilai rata-rata kelulusan? hmmmm .... kita liat aja ntar. Mungkin peringatan Hardiknas tahun ini bisa kita beri tema "Sekolah Robot Indonesia", dimana siswa-siswi harus sekolah menuruti kehendak "majikannya" agar bisa mencapai nilai rata-rata kelulusan, yaaah mudah-mudahan maksud pemerintah itu bener-bener baik, bukannya dibener-benerin dan dibaik-baikin hehehehe...
Semalem aku pergi ketempat sol sepatu (tukang jahit sepatu), ada sdikit percakapan antara aku dan bapaknya yang lagi mbetulin sepatu kerjaku, sontan aja aku kaget saat mendengar keluhan tuh bapak :

Tukang sol sepatu : "Wah mas, cah sekolah saiki pancen abot(berat).
Aku : "abot gimana pak ?"
Tukang sol sepatu : "aku rak ngerti karepe pemerintah, lha wong nilai rata-rata 4,00 aja wes berat, kok saiki malah tambah di dhuwurke, piye jal?, wingi anakku sampe nanya ngene mas, "pak nek sesuk aku gak lulus piye?", sang bapak sontan njawab, mending yaaa ngarit aja lee (kerja disawah sebagai petani).

hmmm...mendengar obrolan bapaknya tadi aku sempet berfikir, semakin tinggi nilai rata-rata kelulusan maka semakin banyak juga orang tua siswa yang pasrah akan nasib kelulusan putra-putrinya, apakah ini mendidik...??? sooo....

SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
buat yang merayakannya..hueheuheu.

8 comments:

yg jadi guru..?????
selamat jeep..!!!!


smoga cpt nikah...!!!





















































































































*sekali lagi,selamat*