...wajahmu seperti menyimpan duka
padahal kursimu dilapisi beludru
ada apakah...
Ibuku darahku tanah airku
tak rela ku lihat kau seperti itu
ada apakah...
(kebaya merah)
...Jangan bicara soal nasionalisme
mari bicara tentang kita yang lupa akan warna bendera kita sendiri
atau tentang kita yang buta bisul tumbuh subur di ujung hidung
yang memang tak mancung...
jangan perdebatkan soal keadilan
sebab keadilan bukan untuk diperdebatkan
(jangan bicara)
padahal kursimu dilapisi beludru
ada apakah...
Ibuku darahku tanah airku
tak rela ku lihat kau seperti itu
ada apakah...
(kebaya merah)
...Jangan bicara soal nasionalisme
mari bicara tentang kita yang lupa akan warna bendera kita sendiri
atau tentang kita yang buta bisul tumbuh subur di ujung hidung
yang memang tak mancung...
jangan perdebatkan soal keadilan
sebab keadilan bukan untuk diperdebatkan
(jangan bicara)
Sepenggal syair yang dilantunkan oleh Iwan Fals lewat "Kebaya Merah" dan "jangan bicara", dan tentunya masih banyak lagi syair-syair yang dinyanyikan oleh Iwan Fals tentang carut marut kehidupan di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tidak banyak artis jaman sekarang yang menyanyikan lagu-lagu yang dapat memotivasi kita seperti dia, syair yang sederhana tetapi penuh makna sampai menyentuh hati yang banyak disukai oleh kaum fakir dan orang-orang pinggiran.
Merdeka...Merdeka...Merdeka... Seperti biasa teriak kata Merdeka sering kita dengar dibulan Agustus tepatnya saat HUT RI. Namun gak banyak orang yang mengerti dan paham dengan kata itu.
Apa sebenarnya Merdeka itu...?Bebas dari penjajahan?
Hidup dengan layak dan mapan? Bisa makan enak dan murah?
Apakah kita benar-benar sudah Merdeka...?
64 tahun sudah negara kita lepas dari penjajahan dari bangsa asing. Namun belum banyak yang berubah dengan bangsa ini.Bangsa kita mampu mengalahkan dan mengusir penjajah dari tanah air Indonesia, namun bangsa kita belum mampu mengusir penjajahan nafsu angakara dan keserakahan yang melekat pada diri kita sendiri. Jabatan selalu dijadikan senjata ampuh untuk memperkaya diri dan menindas kaum yang lemah. Perlukah mereka kita ajari cara ber etika menjadi pemimpin yang baik dan benar? bukankah mereka lebih pintar dari orang biasa ? kenapa mereka terlihat seperti orang bodoh dan bloon??
Rasa "tepo sliro lan trimo ing pandum" nampaknya sudah tidak lagi tertanam pada jiwa mereka, protes yang bertubi-tubi dan selalu mencari-cari kesalahan orang lain menjadi alasan untuk ditegakkannya demokrasi, demokrasi macam apa yang sebenarnya mereka inginkan? demokrasi yang bisa membuat golongannya menang? naik jabatan? atau demokrasi yang bisa membuat keluarga sampai 7 turunan tidak pernah kelaparan?
Indonesia sudah merdeka 64 tahun BUNG!! sampai kapan status berkembang berubah menjadi negara maju?? tapi sampai saat ini Indonesia masih berstatus negara berkembang, seperti mawar merah yang berkembang dan tak pernah mekar demonstrasi yang selalu diwarnai kerusuhan dan anarki melambangkan sikap bangsa yang belum dewasa,ada apa sebenarnya dengan bangsa ini?? tidak malukah kita dengan para nenek moyang kita yang dengan susah payah meraih kemerdekaan demi anak cucu bangsa Indonesia?sungguh ironis sekali jika kita tidak menghargai jerih payah para pejuang yang menjadikan Indonesia lepas dari penjajahan, tapi bagaimanapun juga kita tidak boleh menyerah dengan keadaan bangsa saat ini, saling membantu dan peduli sesama merupakan cara terbaik untuk membangun negeri ini, gak ada salahnya kita turut mendukung pemerintahan yang ada saat ini, protes dan demonstrasi yang bertubi-tubi gak akan pernah ada manfaatnya jika kita sendiri tidak bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa ini.
Merdeka !!!
Merdeka !!!
dan kemudian...
Merdeka ???
benarkah begitu...?? semoga tidak kawan.
