Adat dan Budaya merupakan darah daging
Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang
dimulai dari jaman kerajaan sampai kepada masyarakat modern sampai sekarang. Tanpanya,
Indonesia tidak akan sekaya dan seberagam seperti saat ini. Dari sejarah
panjang itu juga lahir berbagai tradisi yang dilakukan orang – orang sesuai
daerahnya masing – masing dan dilakukan dari jaman ke jaman.
Kota Pekalongan memiliki sebuah tradisi unik
yang dilakukan 7 hari setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi ini diikuti oleh banyak
masyarakat di daerah Krapyak, Kota Pekalongan dan mendapat dukungan oleh
walikota / pejabat Musyawarah Pimpinan Daerah. Tradisi ini bernama Lopisan atau
beberapa orang menyebutnya Krapyakan, karena diadakan di daerah Krapyak.
Sumber : ameermuh.wordpress.com
Lopisan adalah sebuah acara yang diadakan
sebagai ungkapan syukur para warga kota Pekalongan setelah berproses selama 30
hari di bulan Ramadhan. Acara ini diadakan dengan membuat sebuah kue Lopis
berukuran jumbo dengan ukuran diameter 150 cm, berat 185 kg, dan tinggi sebesar
110 cm. Kemudian di tanggal 8 syawal, kue ini dipotong bersama – sama dan
disantap oleh warga Pekalongan yang mengikuti acara ini.
Lalu apa yang dilakukan oleh warga Pekalongan
sebelum tradisi Lopisan diadakan? Pada hari pertama bulan Syawal (atau hari
Idul Fitri), mereka mengadakan acara seperti kebanyakan orang di luar kota
Pekalongan, yaitu bermaaf – maafan, menikmati rendang dan kuliner idul fitri
lainnya.
Kemudian di hari kedua sampai hari ke tujuh
bulan Syawal, mereka melakukan puasa sunnah syawal selama 6 hari. Meski sambil
berpuasa, mereka tetap bersilaturahmi kepada sanak saudara ataupun mengadakan open
house agar para tetangga dan sanak saudara dapat bersilaturahmi dan saling
bermaafan. Namun tidak sedikit juga yang berwisata meski sambil berpuasa.
Tradisi tersebut rutin dilakukan oleh
masyarakat Kota Pekalongan dimulai sejak 130-an tahun yang lalu atau lebih
tepatnya pada tahun 1855 M. Inisiator tradisi seperti ini adalah KH. Abdullah
Sirodj yang merupakan keturunan dari Kyai Bahu Rekso.
Sumber : kaskus.co.id
Tradisi ini sangat menarik menjadi objek foto
mengingat ada sebuah kue lopis besar yang tidak bisa Anda temui setiap harinya.
Begitu juga dengan ekspresi para masyarakat yang berada di dalam acara ini,
mereka terlihat begitu bahagia dan tidak terlihat sedikitpun rasa duka maupun
durjana.
Jika Anda ingin mengunjungi Krapyak dan
melihat secara langsung acara ini, Anda bisa menaiki kereta api dari kota asal
Anda dan turun di Stasiun Pekalongan. Setelah sampai di stasiun, Anda bisa
memesan hotel dan menaruh barang – barang Anda terlebih dahulu agar nantinya
perjalanan Anda menuju Krapyak terasa nyaman dan ringan. Perjalanan dari
stasiun Pekalongan sampai ke Krapyak hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Berikut ini alur lebih detailnya, dari Stasiun
Pekalongan lurus terus sampai ke bunderan jalan Imam Bonjol. Kemudian disana
belok kanan dan ambil jalan lurus terus sampai Anda bertemu pertigaan sungai
Pekalongan. Di pertigaan ambil arah kiri dan lurus terus sampai Anda bertemu
Pondok Pesantren Dhiyaul Fatihin. Akhirnya Anda sudah memasuki daerah Krapyak.
Tetapi sebelumnya, Anda perlu rekomendasi
hotel di Pekalongan yang nyaman untuk Anda tempati. Jangan sampai perjalanan
Anda yang seharusnya menyenangkan menjadi bencana dan penuh kekesalan karena
tempat menginap Anda yang tidak nyaman. Ada beberapa hotel yang Kami
rekomendasikan dan bisa Anda booking melalui Traveloka :
1. The Sidji Hotel Pekalongan
Sumber : thesidjihotel-pekalongan.com
The Sidji Hotel Pekalongan beralamat di Jalan
Dr. Cipto Mangunkusomo nomor 66, Poncol, Pekalongan Timur. Hotel ini hanya
membutuhkan waktu 5 menit dengan kendaraan bermotor dari Stasiun Pekalongan.
Sementara Anda hanya perlu berjalan kaki selama 5 menit jika ingin mengunjungi
Alun – Alun Kota Pekalongan.
Fasilitas yang ditawarkan hotel berbintang 4
ini diantaranya adalah WiFi gratis, tempat parkir, kolam renang, layanan kamar
dan resepsionis 24 jam, serta makanan. Mulai dari harga 358 ribu rupiah, Anda
bisa menginap serta menikmati layanan di hotel ini agar nantinya perjalanan
Anda menuju Krapyak dapat lebih mudah.
2. Namira Syariah Hotel
Sumber : namirasyariah.com
Beralamat di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo nom
70, Poncol, Pekalongan Timur, Namira Syariah Hotel menawarkan pengalaman yang
berbeda dari hotel lainnya. Pasalnya, ia memiliki Sky Lounge di atap hotel yang
membuat para pengunjung hotel ini dapat merasakan pemandangan dari langit kota
Pekalongan secara terbuka.
Selain itu, para karyawannya berbusana sangat
sopan dengan busana muslim mengingat hotel ini berasaskan syariah. Fasilitas yang
Anda dapatkan dalam hotel berbintang 3 ini diantaranya adalah WiFi gratis,
tempat parkir, dan pelayanan servis 24 jam. Mulai dari harga 350 ribu rupiah,
Anda bisa menginap di hotel ini dan merasakan sky lounge beserta pemandangannya
yang indah.
3. Hotel Nirwana Pekalongan
Sumber : nirwanahotel.com
Nirwana Hotel Pekalongan bertempat di Jalan
Dr. Wahidin nomor 11, Poncol, Pekalongan Timur. Hanya membutuhkan waktu 6 menit
dengan kendaraan bermotor dari Stasiun Pekalongan, Anda bisa sampai dan
beristirahat menghilangkan lelah di hotel ini. Hanya 400 meter dari Plaza
Pekalongan, Anda bisa berbelanja kebutuhan yang Anda perlukan selama tinggal di
Pekalongan.
Hotel ini menawarkan fasilitas wifi gratis,
kolam renang yang sangat indah ketika malam hari, tempat parkir, AC, dan juga
24 jam pelayanan kamar dan resepsionis hotel. Dengan uang 600 ribu rupiah
minimal, Anda bisa menginap di hotel bintang 3 ini dan merasakan kenyamanan
yang ditawarkan disini.
Itu dia sebuah tradisi unik yang hanya ada di Pekalongan. Semoga
Anda juga sempat untuk mengunjungi Pekalongan tepat di saat tradisi Lopisan dan
merasakan atmosfer religi yang kental disana. Setelah sampai di Pekalongan ada baiknya mampir juga ke kota lain di Jawa Tengah seperti di kota Jepara kota dimana terdapat museum RA. Kartini dan pantai yang indah dengan pasir putihnya. Selamat berlibur!